VisualJambi, Keerom. – Dansatgas Yonif 122/TS menghadiri rapat kordinasi bersama para unsur pejabat pemerintah daerah Provinsi Papua perihal tentang insiden pengusiran guru di Kampung Niliti wilayah perbatasan Indonesia – Papua Nugini, dalam rapat tersebut dihadiri oleh para unsur pejabat daerah Papua, di Kantor Gubernur Papua, Jayapura, Papua, Rabu kemarin (19-06-2024).
Dalam menyikapi kejadian tersebut, Satgas Pamtas Statis RI-PNG Yonif 122/TS yang dihadiri langsung oleh Dansatgas Yonif 122/TS Letkol Inf Diki Apriyadi, S.Hub.Int, dalam keterangannya menjelaskan Peran Satgas sesuai dengan tugas pokok yaitu menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, merupakan wujud nyata dalam pelaksanaan tugas seperti menjaga ketertiban dan keamanan untuk mensejahterahkan masyarakat di wilayah perbatasan.
Hal tersebut dapat dilihat dengan terciptanya stabilitas keamanan di wilayah perbatasan dengan saling berkordinasi antar Negara tetangga apabila adanya hal yang menonjol seperti halnya kejadian dalam waktu dekat terkait adanya laporan Insiden pengusiran Guru dan Murid Kampung Niliti, Wilayah Perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
Terkait masalah pengusiran guru-guru di wilayah perbatasan yang terjadi di kampung Niliti / Kumailen, kami sampaikan bahwa hal ini memang berada di luar pengawasan langsung Satgas Yonif 122/TS, karena wilayah pengawasan Satgas Yonif 122/TS hanya mencakup di wilayah Skouw dan Waris meskipun demikian, kami tetap memonitor perkembangan dalam situasi tersebut, “Jelas Dansatgas.
Lanjut Dansatgas menjelaskan, dengan adanya terkait laporan insiden yang sudah berkaitan dalam bidang keamanan di wilayah perbatasan, Satgas Yonif 122/TS akan berkordinasi dengan instansi pemerintah dan akan melaporkan hal tersebut kepada Komando atas untuk di tindaklanjuti.
Masukan serta seran juga diberikan oleh Dansatgas Yonif 122/TS dengan merekomendasikan agar tiap tahunnya dilakukan Rapat JSCSM (Join Sub Comite Security Meeting), dengan melaporkan dan mengonfirmasi hal ini ke Mabes TNI agar diadakan pada tahun 2023 lalu, tetapi pelaksanaannya tertunda karena adanya kegiatan Pilpres, Mabes TNI sudah bersurat mengenai hal ini kepada Pihak PNGDF, namun sampai dengan saat ini belum ditanggapi.
Di tingkat operasional, kerja sama patroli bersama antara TNI dengan Tentara mereka (PNG) perlu diadakan kembali, Forum ini harus memiliki kesepakatan awal agar tidak terjadi misinformasi, Kami dari Satgas Pamtas Statis RI-PNG Yonif 122/TS telah berkomunikasi dengan intens di wilayah Skouw untuk memastikan hal ini.
Berpacu kepada Pintu perbatasan resmi, atau PLBN (Pos Lintas Batas Negara), adalah titik poin resmi bagi kedua negara untuk berkunjung, saat ini di Keerom belum ada pintu PLBN di lima titik yang ada, sehingga kami harus melakukan sweeping di wilayah batas tersebut sehingga Garis batas kami memang panjang dan membutuhkan pengawasan yang lebih intens, Ungkap Dansatgas Yonif 122/TS dalam keterangannya.
Kegiatan Rapat koordinasi tersebut berjalan dengan lancar dan tertib, turut hadir Bupati Kabupaten Keerom Piter Gusbager, S.Hut., MUP, Kasdim 1701/JYP Letkol Arm Mustafa Lara, Dansatgas 122/Tombak Sakti Letkol Inf Diki Apriyadi, S, Hub.Int., Kasilahdatatop Topdam XVII/Cenderawasih Mayor Ctp Gaguk Budi Istiono, Pabandya Sintel Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Inf Imanuel, Konsultan RI-PNG Tangkuman Alexander, Konsultan RI-PNG Paulus H. Lansitan, Kepala Bidang Badan Per batasan dan Kerja sama Luar Negeri Provinsi Papua Dolfinus Kareth, Kapolres Kabupaten Keerom Chris Aer, Kadistrik Towe Kab. Keerom Paulus Samuel, Guru Niliti Matheos Randongkir, Kepala suku Yefa Kampung Towe Kabupaten Keerom Moses Klani. (Yonif 122/TS)
Discussion about this post